11 .
Motivasi
Motivasi
merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan dan memelihara perilaku
manusia. Motivasi ini merupakan suatu proses untuk mencoba mempengaruhi
seseorang agar melakukan sesuatu yang kita inginkan. Seorang karyawan mungkin menjalankan
pekerjaan yang dibebankan kepadanya dengan baik, mungkin pula tidak. Maka dari
itu hal tersebut merupakan salah satu tugas dari seorang pimpinan untuk bisa
memberikan motivasi (dorongan) kepada bawahannya agar bisa bekerja sesuai
dengan arahan yang diberikan. Motivasi adalah juga subyek membingungkan, karena
motif tidak dapat diamati atau diukur secara langsung, tetapi harus disimpulkan
dari perilaku orang yang tampak.
Motivasi
seperti yang telah disebutkan diatas, akan mempengaruhi, mengarahkan dan
berkomunikasi dengan bawahannya yang selanjutnya akan menentukan efektivitas
manajer. Ada dua faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang, yaitu
kemampuan individu dan pemahaman tentang perilaku untuk mencapai prestasi yang
maksimal atau disebut juga persepsi
peranan. Dimana antara motivasi, kemampuan dan persepsi peranan
merupakan satu kesatuan yang saling berinteraksi.
Motivasi
dapat juga disebut dengan istilah kebutuhan (need), desakan (urge), keinginan
(wish), atau dorongan (drive), yang semuanya ini mempunyai pengertian yang sama
yaitu sebagai suatu keadaan yang ada pada diri seseorang yang mendorong untuk
melakukan suatu kegiatan guna mencapai keinginan atau tujuan. Dorongan ini
biasanya diwujudkan dalam bentuk perilaku.
·
Pentingnya Motivasi
Kali ini akan dibahas berbagai permasalahan tentang pengarahan dan pengembangan
organisasi, termasuk didalamnya bagaimana menggerakkan para anggotanya untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, bagaimana memotivasi para anggotanya,
bagaimana mengadakan komunikasi didalam organisasi, bagaimana mengadakan
perubahan dan pengembangan dalam organisasi dan bagaimana mengatasi segala
konflik yang ada dalam organisasi.
Kemampuan
seorang manajer untuk memotivasi dan mempengaruhi, mengarahkan dan
berkomunikasi sangatlah penting karena akan menentukan efektifitas manajer. Dan
ini bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi tingkat prestasi seseorang.
Manajer yang dapat melihat motivasi sebagai suatu sistem akan mampu meramalkan
perilaku dari bawahannya.
·
Pandangan Motivasi
dalam Organisasi
Pandangan
motivasi dalam organisasi dapat dilihat dari tiga jenis teori motivasi yang
ada, yaitu :
* Model
Tradisional
Tidak lepas dari teori manajemen ilmiah yang dikemukakan oleh Frederic Winslow
Taylor. Model ini mengisyaratkan bagaimana manajer menentukan
pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan dengan sistem pengupahan insentif
untuk memacu para pekerja agar memberikan produktivitas yang tinggi.
Teori produktivitas memandang bahwa tenaga kerja pada umumnya malas dan hanya
dapat dimotivasi dengan memberikan penghargaan dalam wujud materi (uang).
Pendekatan ini cukup efektif dalam banyak situasi sejalan dengan peningkatan
efisiensi. Disini pemutusan hubungan kerja sudah merupakan suatu kebiasaan dan
para pekerja akan mencari jaminan daripada hanya kenaikan upah kecil dan
sementara.
* Model
hubungan Manusiawi
Elton Mayo dan
para peneliti hubungan manusiawi lainnya menemukan bahwa kontak-kontak sosial
karyawan pada pekerjaannya adalah penting, kebosanan dan tugas yang rutin
merupakan pengurang dari motivasi. Untuk itu para karyawan perlu dimotivasi
melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan sosial dan membuat mereka berguna dan
penting dalam organisasi.
Para karyawan
diberi kebebasan membuat keputusan sendiri dalam pekerjaannya, untuk para
pekerja informal perlu mendapat perhatian yang lebih besar. Lebih banyak
informasi disediakan untuk karyawan tentang perhatian manajer dan operasi
organisasi.
* Model
Sumber Daya Manusia
McGregor,
Maslow, Argyris dan Likert mengkritik model hubungan manusiawi, bahwa seorang
bawahan tidak hanya dimotivasi dengan memberikan uang atau keinginan untuk
mencapai kepuasan, tapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh
pekerjaan yang berarti, dalam arti lebih menyukai pemenuhan kepuasan dari suatu
prestasi kerja yang baik, diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk
pembuatan keputusan dan pelaksanaan tugas.
·
Teori-teori Motivasi
Teori-teori Motivasi dapat diklarifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Teori Petunjuk (prescriptive
theories), yaitu
mengemukakan bagaimana memotivasi para karyawan. Teori-teori ini didasarkan
atas pengalaman coba-coba.
2. Teori-teori
Isi (content theories) kadang-kadang disebut teori-teori kebutuhan (need
theories), adalah berkenaan dengan pertanyaan apa penyebab-penyebab
perilaku atau memusatkan pada pertanyaan “apa” dari motivasi. Teori-teori yang
sangat terkenal diantaranya :
o Hirarki Kebutuhan dari Psikolog
Abraham H. Maslow.
o Frederick Herzberg dengan teori
motivasi-pemeliharaan atau motivasi-higienis.
o Teori prestasi dari penulis dan
peneliti David McCleland.
3. Teori
Proses (process theories) berkenaan dengan bagaimana
perilaku dimulai dan dilaksanakan atau menjelaskan aspek “bagaimana” dari
motivasi. Teori-teori yang termasuk kategori teori-teori proses adalah:
o
Teori
Pengharapan
o
Pembentukan
perilaku (Operant Conditioning)
o
Teori
Porter-Lawler
o
Teori
Keadilan.
·
Teori-teori Isi
Memusatkan pada
penyebab perilaku terjadi dan berhenti yang terpusat pada kebutuhan, motif yang
mendorong, menekan, memacu dan menguatkan karyawan melakukan kegiatan, juga
berhubungan dengan faktor-faktor eksternal yang berupa insentif yang
menyarankan, mendorong, menyebabkan dan mempengaruhi untuk melaksanakan suatu
kegiatan. Penekanannya pada pengertian faktor-faktor internal dan kebutuhan.
Ada tiga macam teori yang dipakai dalam teori isi, antara lain :
1.
Hirarki kebutuhan Maslow
Menekankan pada kebutuhan manusia yang tersusun dalam bentuk hirarki
kebutuhan dari yang terendah sampai yang tertinggi serta kebutuhan yang telah
terpuaskan berhenti menjadi motivator utama dari perilaku. Ada lima jenjang
kebutuhan dalam hirarki kebutuhan Maslow, yaitu :
o Kebutuhan aktualisasi diri dan
pemenuhan diri (self-actualization needs)
o Kebutuhan harga diri (esteem needs)
o Kebutuhan sosial (social needs)
o Kebutuhan keamanan dan rasa aman
(safety and security needs)
o Kebutuhan fisiologis (phisiological
needs)
2. Teori
motivasi pemeliharaan Herzberg / teori motivasi higienis
Umumnya karyawan baru memusatkan perhatiannya pada pemuasan tingkat
kebutuhan lebih rendah dalam pekerjaan pertama mereka, terutama rasa aman, bila
telah terpuaskan akan memenuhi tingkat yang lebih tinggi, seperti kebutuhan
inisiatif, kreatifitas dan tanggung jawab.
Ada dua kelompok faktor yang mempengaruhi kerja seseorang dalam organisasi,
yaitu kepuasan kerja (job
satisfaction) yang mempunyai pengaruh pendorong prestasi dan
semangat kerja serta ketidak puasan
kerja (job dissatisfaction) yang pengaruhnya negatif. Disini
dibedakan antara motivator
dan faktor-faktor pemeliharaan
(higienic factors = dissatisfiers). Motivator mempunyai pengaruh
meningkatkan prestasi atau kepuasan kerja, sedang faktor pemeliharaan mencegah
merosotnya semangat kerja. Faktor-faktor dalam teori motivasi pemeliharaan
meliputi :
o Pekerjaan yang kreatif dan menantang
o Prestasi
o Penghargaan
o Tanggungjawab
o Kemungkinan meningkat
o Kemajuan
3. Teori
Prestasi
Ada korelasi
positif antar kebutuhan berprestasi dengan prestasi dan sukses pelaksanaan.
McClelland mengemukakan bahwa usahawan, ilmuwan dan profesional mempunyai
tingkat motivasi prestasi diatas rata-rata. Orang yang berorientasi prestasi
mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu yang dapat dikembangkan, yaitu :
o Menyukai pengambilan resiko yang
layak sebagai fungsi keterampilan, menyukai tantangan dan menginginkan tanggung
jawab pribadi untuk hasil yang dicapai.
o Punya kecenderungan untuk menetapkan
tujuan-tujuan prestasi yang layak dan menghadapi resiko yang sudah
diperhitungkan.
o Mempunyai kebutuhan yang kuat akan
umpan balik tentang apa yang telah dikerjakan.
o Punya keterampilan dalam perencanaan
jangka panjang dan memiliki kemampuan organisasional.
2. Teori-teori Proses
Berkenaan
dengan bagaimana perilaku timbul dan dijalankan. Adapun teori-teori yang
berkenaan dengan teori-teori proses yaitu :
Teori
Pengharapan (Expectancy theory)
Dimana individu diperkirakan akan menjadi pelaksana dengan prestasi tinggi
bila :
o Kemungkinan usaha mereka mengarah ke
prestasi yang tinggi.
o Kemungkinan mencapai hasil yang
menguntungkan.
o Hasil-hasil tersebut akan menjadi
pada keadaan keseimbangan, penarik efektif bagi mereka.
Menurut Victor
Vroom (teori nilai pengharapan Vroom) orang dimotivasi untuk bekerja bila :
o Usaha-usaha yang ditingkatkan akan
mengarahkan ke balas jasa tertentu.
o Menilai balas jasa dari hasil
usahanya.
* Pembentukan
Perilaku (Operant conditioning)
Teori ini dikemukakan oleh B.F. Skinner yang didasarkan pada hukum pengaruh
(Law of Effect), bahwa perilaku yang diikuti dengan konsekuensi-konsekuensi pemuasan
cenderung diulang, sedang perilaku yang diikuti konsekuensi hukuman cenderung
tidak diulang.
Ada empat teknik yang dapat digunakan manajer untuk mengubah perilaku
bawahan, antara lain :
1. Penguatan positif, bisa primer maupun
sekunder.
2. Penguatan negatif, individu akan
mempelajari perilaku yang membawa konsekuensi tidak menyenangkan dan
menghindarinya di masa mendatang.
3. Pemadaman, dilakukan dengan peniadaan
penguatan.
4. Hukuman, manajer mengubah perilaku bawahan
yang tidak tepat dengan pemberian konsekuensi-konsekuensi negatif.
* Teori
Porterm Lawyer
Merupakan teori pengharapan dari motivasi dengan versi orientasi masa
mendatang dan menekankan antisipasi tanggapan atau hasil. Dasarnya yaitu
kemungkinan usaha pengharapan yang dirasakan, usaha yang dijalankan, prestasi
yang dicapai, penghargaan yang diterima, kepuasan yang terjadi dan mengarahkan
ke usaha dimasa yang akan datang.
Model pengharapan menyajikan sejumlah implikasi bagi manajer tentang
bagaimana seharusnya memotivasi bawahan dan implikasi. Implikasi ini mencakup :
1. Pemberian penghargaan yang sesuai dengan
kebutuhan bawahan.
2. Penentuan prestasi yang diinginkan.
3. Pembuatan tingkat prestasi yang dapat
dicapai.
4. Hubungan penghargaan dengan prestasi.
5. Penganalisaan faktor-faktor yang bersifat
berlawanan dengan efektifitas penghargaan.
6. Penentuan penghargaan yang mencukupi.
Implikasi bagi
organisasi adalah :
1. Sistem penghargaan yang dapat memotivasi
perilaku.
2. Pekerjaan dibuat sebagai pemberian
penghargaan secara intrinsik.
3. Atasan langsung mempunyai peranan penting
dalam proses motivasi.
* Teori
Keadilan
Orang akan selalu membandingkan antara masukan dalam bentuk pendidikan,
pengalaman, latihan dan usaha dengan hasil atau penghargaan yang diterima.
Keyakinan tentang adanya ketidakadilan akan berpengaruh pada perilaku pelaksana
kegiatan. Faktor kunci bagi manajer yaitu mengetahui apakah ketidakadilan
dirasakan, bukan apakah ketidakadilan secara nyata ada. Teori keadilan ini
memberikan implikasi bahwa penghargaan harus diberikan sesuai yang dirasa adil
oleh individu yang bersangkutan.
3. Komunikasi
Komunikasi
yang efektif adalah penting bagi manajer karena sebagai proses dimana fungsi
manajemen seperti fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi
kepemimpinan, dan fungsi pengendalian dapat dicapai. Dan sebagai kegiatan
dimana manajer mencurahkan sebagian besar dari waktunya.
Proses
komunikasi memungkinkan para manajer menjalankan tanggung jawabnya dan
informasi harus di komunikasikan kepada para manajer sebagai dasar pembuatan
keputusan dalam pembuatan fungsi-fungsi manajemen baik secara lisan maupun
tertulis.
·
Pengertian Komunikasi
Komunikasi
diartikan sebagai proses pemindahan dalam gagasan atau informasi seseorang ke
orang lain. Komunikasi mempunyai pengertian tidak hanya berupa kata-kata yang
disampaikan seseorang tapi mempunyai pengertian yang lebih luas seperti ekpresi
wajah, intonasi dan sebagainya.
Komunikasi
dapat menghubungkan antara bagian yang berbeda atau disebut rantai pertukaran
informasi. Hal ini mengandung unsur-unsur :
1.
Sebagai kegiatan untuk seseorang mengerti.
2. Sebagai sarana pengendalian informasi.
3. Sebagai system bagi terjalinnya komunikasi
diantara individu-individu.
·
Proses Komunikasi
Ada dua
model dalam proses komunikasi, yaitu :
1.
Model komunikasi antar pribadi
Model ini adalah model yang paling sederhana di dalam proses komunikasi.
Model yang paling canggih dalam komunikasi adalah model proses komunikasi
dimana langkah-langkahnya sebagai berikut :
* Pengirim
( Sender = Sumber ) adalah seseorang yang mempunyai kebutuhan, keinginan
atau informasi serta mempunyai kepentingan untuk mengkomunikasikan kepada orang
lain.
* Pengkodean
( Encoding ), pengirim mengkodekan informasi yang akan disampaikan
diterjemahkan ke dalam simbol atau isyarat yang biasanya dalam bentuk kata-kata
agar orang lain mengerti tentang informasi yang disampaikannya.
* Pesan
( Message ), pesan dapat dalam segala bentuk yang biasanya dapat
dirasakan atau dimengerti satu atau lebih dari indra penerima, misalnya pidato
dapat di dengar dan jika tertulis dapat di baca, isyarat dapat dilihat atau
dirasakan.
* Saluran
( Channel ), adalah cara mentrasmisikan ( menyampaikan ) pesan, misalnya
kertas untuk surat, udara untuk kata-kata yang diucapkan. Agar komunikasi dapat efektif dan efisien. Saluran (
media ) harus sesuai untuk pesan.
* Penerima ( Recaiver ), adalah orang yang menafsirkan pesan dari penerima, jika
pesan tidak sampai kepada penerima. Komunikasi tidak terjadi.
* Penafsiran Kode ( Decoding ), adalah proses dimana penerima mentafsirkan pesan dan
menterjemahkannya menjadi informasi yang berarti baginya. Semakin tepat
penafsiran penerima terhadap pesan yang dimaksudkan oleh pengirim, makin
efektif komunikasi yang terjadi.
* Umpan
Balik ( Feedback ), adalah pembalik dari proses komunikasi dimana reaksi
terhadap komunikasi pengirim dinyatakan. Karena penerima menjadi pengirim, umpan balik mengalir lewat langkah yang
sama seperti semula. Semakin cepat umpat balik semakin efektif dalam komunikasi
2.
Komunikasi dalam organisasi
Raymond V. Lesikar berpendapat bahwa yang mempengaruhi efektifitas
komunikasi ada empat faktor, antara lain :
* Jalur
komunikasi formal
Efektifitas
komunikasi akan efektif melalui dua cara :
o Jalur formal dimana jarak yang
semakin meluas dan berkembang serta tumbuhnya organisasi.
o Jalur formal komunikasi menghambat
arus yang besar dari informasi diantara tingkat-tingkat organisasi.
Struktur
wewenang
Dalam
organisasi dimana perbedaan status dan kekuasaan akan mempengaruhi isi dan
ketepatan komunikasi, contohnya percakapan Direktur Utama dengan karyawan biasa
dilakukan dengan tatakrama dan terbatas sehingga tak ada pihak yang berkehendak
untuk mengatakan sesuatu yang penting.
* Spesialisasi
Jabatan
Anggota
organisasi yang sama akan menggunakan istilah-istilah, tujuan, tugas, waktu dan
gaya yang sama dalam berkomunikasi.
* Pemilikan
Informasi
Individu-individu
mempunyai informasi dan pengetahuan yang khas mengenai tugasnya. Informasi ini
memiliki bentuk kekuatan bagi orang yang memilikinya, ini adalah bentuk
komunikasi yang efektif.
·
Saluran Komunikasi dalam
Organisasi
Saluran komunikasi ini ditentukan oleh struktur organisasi dan tipe-tipe
saluran dasar komunikasi, yaitu :
1.
Komunikasi Vertikal
Komunikasi Vertikal adalah komunikasi ke atas dan atau ke bawah dalam
rantai komando. Komunikasi ke bawah dimulai dari manajemen tingkat atas sampai
pada karyawan bukan supervisor. Kegunaannya antara lain untuk memberikan
perintah, petunjuk dan lain-lain serta membuka informasi kepada anggota
organisasi tentang tujuan dan kebijaksanaanorganisasi. Sedangkan kegunaan
komunikasi ke atas memberikan informasi kepada tingkatan yang lebih tinggi
tentang apa yang terjadi pada tingkatan yang lebih rendah. Misalnya tentang
saran-saran, laporan kemajuan dan sebagainya.
2.
Komunikasi Lateral atau Horizontal
Meliputi pola aliran kerja dalam organisasi yang terjadi antara
anggota-anggota kelompok kerja yang sama dan diantara departemen-departemen
pada tingkat organisasi yang sama. Kegunaannya adalah untuk menyediakan saluran
langsung untuk koordinasi dan pemecahan masalah organisasi. Hal ini untuk
menghindari keterlambatan dalam pengarahan dan untuk membentuk hubungan dengan
rekan mereka.
3.
Komunikasi Diagonal
Adalah komunikasi yang memotong secara silang diagonal rantai perintah
organisasi dan merupakan hasil hubungan antara departemen lini dan staf.
·
Peranan Komunikasi
Informal
Bentuk dari
komunikasi ini timbul karena adanya berbagai maksud yaitu :
* Pemutusan
kebutuhan manusiawi.
* Perlawanan
terhadap pengaruh yang monoton dan membosankan.
* Keinginan
untuk mempengaruhi prilaku orang lain.
* Sumber informasi hubungan pekerjaan.
Jenis lain dari komunikasi informasi adalah desas-desus (graperine) yang secara resmi tidak disetujui. Hal ini akibat jaringan informasi yang simpang siur atau tumpang tindih. Artinya beberapa orang tertentu yang mempunyai banyak informasi kemungkinan menjadi anggota dari beberapa jaringan informasi. Desas-desus ini juga mempunyai peranan fungsional sebagai alat komunikasi tambahan bagi organisasi.
·
Hambatan-hambatan
Komunikasi Efektif
Hambatan-hambatan
komunikasi yang efektif dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :
1.
Hambatan Organisasional
* Tingkatan
Hirarki
Bila organisasi
tumbuh dan berkembang akan menimbulkan berbagai masalah komunikasi, karena
menambah tingkatan memakan waktu yang panjang dan ketepatannya semakin
berkurang. Dimana setiap tingkatan bisa menambah atau mengurangi, serta merubah
berita dengan aslinya.
* Wewenang
Manajerial
Bahwa
mengendalikan orang lain juga menimbulkan hambatan terhadap komunikasi. Atasan
banyak merasa bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya menerima berbagai masalah,
kondisi yang membuatnya tampak lemah. Sedang bawahan menghindari situasi untuk
mengungkapkan informasi yang membuat posisinya tidak menguntungkan. Maka dari
dua hal diatas akan menimbulkan gap.
* Spesialisasi
Perbedaan
fungsi, kepentingan dan istilah-istilah lainnya membuat orang merasa ada dalam
dunia yang berbeda, yang akhirnya menghalangi masyarakat, serta sulit memahami
dan mendorong terjadinya kesalahan-kesalahan.
2.
Hambatan Antar Pribadi
Kesalahan dalam komunikasi juga dipengaruhi oleh faktor ketidak sempurnaan
manusia dan bahasa. Maka perlu diperhatikan :
* Persepsi selektif
* Kedudukan komunikator
* Keadaan membela diri
* Pendengaran lemah
* Ketidak tepatan penggunaan bahasa
4. Peningkatan Efektifitas Komunikasi
Ada dua cara
untuk meningkatkan efektivitas komunikasi, yaitu :
1. Kebutuhan
akan komunikasi yang efektif
Untuk mencapai komunikasi yang efektif diperlukan beberapa cara yaitu
kesadaran akan kebutuhan komunikasi yang efektif dan penggunaan umpan balik.
Dijaman modern ini komunikasi merupakan subjek penting, maka
perusahaan-perusahaan besar biasanya menggunakan ahli komunikasi untuk membantu
memecahkan masalah-masalah komunikasi internal.
Komunikasi umpan balik atau dua arah memungkinkan proses komunikasi
berjalan lebih efektif dan dapat menciptakan lingkungan yang komunikatif dalam
organisasi. Dalam hal ini para manajer harus aktif. Penggunaan manajemen
partisi-pasif dan komunikasi tatap muka merupakan cara baik meningkatkan
efektifitas komunikasi melalui penggunaan umpan balik.
2.
Komunikator yang lebih efektif
Untuk dapat menjadi komunikator yang lebih efektif harus memberikan
latihan-latihan dalam bentuk penulisan maupun penyampaian berita secara lisan
dengan maksud untuk meningkatkan pemahaman akan simbol-simbol, penggunaan
bahasa yang baik dan benar, pengutaraan yang tepat dan kepekaan terhadap latar
belakang penerima berita.
Salah satu alat yang digunakan adalah Active listening yang digunakan untuk
mengembangkan keterampilan manajemen para manajer, sebagai dasar peralatan ini
adalah penggunaan reflective statements (pernyataan balik) oleh para pendengar.
The American
Management Association (AMA) menyusun sepuluh pedoman efektivitas komunikasi
organisasi, yaitu :
1. Cobalah menjernihkan gagasan anda sebelum
berkomunikasi.
2. Telitilah kegunaan sebenarnya dari setiap
komunikasi.
3. Pertimbangkan situasi manusia dan fisik
secara keseluruhan bilamana anda berkomunikasi.
4. Berkonsultasi dengan orang lain, bila
perlu dalam merencanakan komunikasi.
5. Berhati-hatilah ketika anda berkomunikasi,
mengenai nada maupun isi pokok dari pesan anda.
6. Ambilah kesempatan bila muncul untuk
menyampaikan sesuatu yang dapat membantu atau bernilai bagi penerima.
7. Lakukan tindak lanjut komunikasi anda.
8. Berkomunikasi untuk hari esok sebaik hari
ini.
9. Pastikan bahwa tindakan anda mendukung
komunikasi anda.
10. Berusahalah bukan saja untuk dimengerti tetapi juga untuk
mengerti serta jadilah pendengar yang baik.
i
http://syarifhidayat21.blogspot.com/2010/11/pengarahan-pengembangan-organisasi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar